• CERITA RAKYAT DESA NGADAS


             Ngadas sudah ada sejak tahun 1774. Mbah Sedek yang memimpin pelarian dari Mataram untuk mengamankan diri dari serangan musuh. Mbah Tirun merupakan cantrik atau teman dari Mbah Sedek. Saat itu Ngadas masih ikut kepemimpinan Desa Gubuk Klakah selama 60 tahun. Kemudian pada tahun 1834 Ngadas membentuk pedesaan dengan dipimpin Kepala Desa yang pertama yaitu Pak Balok. Kemudian dilanjutkan Pak Ngateno, Pak Slamun, Pak Asmokerto, Pak Ratmojo, Pak Purnomo, Pak Muliadi, Pak Kartono memimpin Desa Ngadas selama 2 periode, dan sekarang Pak Mujianto. Seiring berjalannya waktu Desa Ngadas membangun sarana pendidikan dan ibadah. TK/SD, Vihara dibangun pada tahun 1995, Pura dibangun sejak tahun 1996, Masjid dibangun sejak tahun 1997.

    Sumur Ajaib digali pada tahun 1946 yang sebelumnya akan dibuat jamban oleh Pak Panggih. Namun saat digali keluar air sehingga tidak jadi buat jamban. Kemudian warga menyebutnya sebagai sumur ajaib yang bersejarah bagi warga setempat.

    Banyu Ledok pada zaman dahulu merupakan satu-satunya sumber mata air yang dipakai oleh masyarakat Desa Ngadas. Jika mengambil air memakai alat dari bambu yang disebut Sudang. Pada tahun 1973-1985 mengambil air di Dongki kemudian tahun 1985-sekarang mengambil air di Gunung Hayek-hayek.

    Danyang adalah tempat berkumpulnya para arwah atau roh-roh halus yang diyakini bisa menjaga keamanan desa khususnya wilayah Tengger. Kemudian arwah masyarakat Ngadas distanakan di Danyang melalui Upacara Entas-entas.
  • 0 komentar:

    Posting Komentar